Breaking News

Belajar Membina Generasi Muda di LDII


TPI Al Manshurin - “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia,” Soekarno.

Dalam pidatonya, presiden pertama Republik Indonesia itu menekankan pentingnya pembinaan generasi muda, sebagai penerus keberlangsungan bangsa. Apalagi ormas LDII, sejak tahun 1972 sudah membina generasi muda dengan trisukses generus, yaitu alim fakih , berakhlakul karimah, dan mandiri.

LDII aktif membina generasi penerus lewat Penggerak Pembina Generus (PPG). PPG menciptakan dan membina bibit-bibit unggul untuk mempersiapkan  generasi penerus menajdi pemimpin bangsa yang professional religius.

Pembinaan ini juga upaya para Ulama LDII meningkatkan kepahaman agama warga LDII, terutama generasi penerus sehingga semakin lama semakin baik dan dapat dipertahankan hingga akhir hayat. Tertarik dengan metode pembinaan generus LDII, Persatuan Pendukung Wawasan Negara (Pewana) Klang, Malaysia melakukan studi banding ke PPG LDII di beberapa daerah.

Kunjungan studi banding Pengurus Pewana yang berlangsung selama lima hari sejak 31 Agustus 2018 itu ingin melihat secara langsung apa yang diajarkan dan dipraktekan PPG LDII membina generus.

“Lembaga Dakwah Islam Indonesia, di Indonesia memiliki sistem pendidikan untuk anak-anak generasi penerus yang terkenal dengan PPG, pendidikan usia dini hingga remaja menjadi prioritas pendidikan yang ada di LDII, Indonesia, dan ini sangat dikenal hingga manca negara, kami ingin melihat lebih dekat,” ujar H. Zaini bin Ibrahim Presiden Pewana.

Ada beberapa tempat yang dikunjungi oleh rombongan Pewana seperti PPG Depok, PPG Jakarta Selatan, PPG Karawang, dan tempat yang dikunjungi terakhir PPG Tangerang Timur. Seperti metode pendidikan PPG LDII pada umumnya, PPG Tangerang Timur memiliki keseragaman.

PPG Tangerang Timur membina anak mulai dari usia PAUD, kanak-kanak caberawit, praremaja, remaja, dewasa hingga lansia. Untuk program intensif lainnya PPG Tangerang Timur memiliki Tafidz Quran, Generasi Penerus Plus, Pramuka, Keputrian, Tim Sarjana hingga program lainnya.

“Dari sekian tempat yang kami kunjungi, antara tempat satu dengan lainnya, cara pendidikan dan pengajarannya sama, dengan kurikulum yang sama, dan hasilnya pun kami saksikan anak didiknya bisa menerapkan praktek sesuai dengan apa yang tercantum dalam kurikulum, sopan akhlaknya baik, meski masih usia dini sudah bisa berwudhu dengan benar,” ujar Faizul, Bendahara Pewana. (mel/lines)

No comments