Skip to main content

Ditintelkam Polda Jatim Ingatkan Tanpa Wawasan Kebangsaan Kamtibmas Terganggu

Wawasan kebangsaan adalah suatu wawasan yang mementingkan kesepakatan sejahtera, kelemahan dan keamanan bangsa Indonesia, sebagai titik tolak dalam berfalsafah berencana dan bertindak berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Foto: LINES

 

TPI Al Manshurin - Nganjuk (29/2). Wawasan kebangsaan adalah suatu wawasan yang mementingkan kesepakatan sejahtera, kelemahan dan keamanan bangsa Indonesia, sebagai titik tolak dalam berfalsafah berencana dan bertindak berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Hal tersebut ditegaskan Kasubdit Sosbud Direktorat Intelkam Polda Jatim, AKBP Agus Prasetyo saat memberikan paparan wawasan kebangsaan kepada 500-an lebih santri di Ponpes Al Ubaidah Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur pada Selasa (27/2). Para santri itu sedang mengikuti pendikan dan latihan, serta tes menjadi calon juru dakwah LDII.

“Generasi muda memiliki era yang mencerminkan dinamika kondisi hidup berbangsa pada zamannya, dalam sejarah Indonesia tercatat bahwa perjuangan bangsa Indonesia selalu dipelopori oleh pemuda,” ujar AKBP Agus Prasetyo.

Ia menjelaskan, generasi muda harus banyak diberikan wawasan kebangsaan. Pasalnya, di dalam wawasan kebangsaan terdapat intisari untuk generasi muda lebih cinta kepada bangsa Indonesia. Agar santri LDII tidak terbawa ke arus yang negatif, perlu diberikan wawasan kebangsaan.

Menurut Agus, wawasan kebangsaan dan Kamtibmas itu saling mengait. Bila seseorang berwawasan kebangsaan yang cukup dan cinta tanah air, tentunya mudah untuk menjaga kamtibmas. Sebaliknya, kalau tidak suka menjaga Kamtibmas berarti orang itu tidak suka kepada bangsanya. “Itu melanggar hukum dan akhinya mengganggu Kamtibmas,” ungkapnya.

AKBP Agus Prasetyo mengapresiasi DPW LDII Jawa Timur dan Ponpes Al Ubaidah, karena tidak hanya bekerja sama dengan kepolisan tetapi juga menggandeng pemerintah daerah untuk memberikan pembekalan kepada santri. Agar para santri mendukung arah berbangsa dan bernegara menjadi lebih baik.

“Dengan adanya wawasan kebangsaan, juru dakwah LDII ketika sudah terjun di masyarakat nanti bisa amar makruf nahi mungkar dan lebih cinta kepada bangsanya,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch. Amrodji Konawi menambahkan, calon muballigh dan muballighot adalah agen perubahan. “Kami berharap apa yang disampaikan juru dakwah LDII nanti, selain ilmu agama dan sunah Rasulullah SAW, mereka juga cinta terhadap Indonesia, dan bisa menghargai agama satu dengan lainnya,” tutur Amrodji.

Ia mengatakan DPW LDII Jawa Timur dalam memahamkan wawasan kebangsaan kepada para santri, salah satunya dengan membuat buku saku wawasan kebangsaan. Harapanya pembekalan ini tidak hanya di sampaikan disebuah forum saja, tetapi buku saku itu bisa dibuka sewaktu-waktu.

“Ketika ada sesuatu yang kurang baik mereka bisa mengendalikan keadaan, karena tugas seorang muballigh dan muballighot adalah amar makruf nahi mungkar,” kata Amrodji.

Dengan mengedepankan kerjasama dan saling mendukung memperkuat dari Lima Unsur Pembina Generus (LUPG) yakni Alim Ulama, Muballigh Muballighot, Para Pengurus, Pakar Pendidik dan Orangtua maka diharapkan semua program yang telah disusun oleh Penggerak Pembina Generus (PPG) lewat sebuah wadah Taman Pendidikan Islam (TPI) bisa berjalan seperti yang diharapkan, sehingga tujuan utama pembinaan generasi penerus bisa tercapai, yakni menjadi generasi yang Alim Faqih, Berakhlaqul Karimah dan Mandiri. Maka dengan ini kami PAC LDII Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo Kota Administrasi Jakarta Timur bersepakat untuk mendirikan sebuah Taman Pendidikan non formal bernama Taman Pendidikan Islam Al Manshurin (TPI Al Manshurin) sebagai perwujudan karya bakti kepada Agama, Bangsa dan Negara.

Comments

Taman Pendidikan Islam Al Manshurin 2016-2025 Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.