Skip to main content

KLHK Dukung Sekolah Naungan LDII Jadi Sekolah Adiwiyata

 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ade Palguna Ruteka menjadi pembicara di seminar yang digelar LDII. Foto: LINES.


TPI Al Manshurin - Jakarta (22/6). Untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, DPP LDII menggelar “Sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah”. Acara tersebut dikemas dalam Rapat Koordinasi Departemen Litbang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (Lisdal), di Kantor DPP LDII, Jakarta, pada Sabtu (22/6).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ade Palguna Ruteka mengapresiasi LDII yang memiliki perhatian penuh terhadap masalah lingkungan hidup melalui berbagai program yang dijalankan, “Khususnya hari ini melaksanakan sosialisasi gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah atau yang sering dikenal dengan program Adiwiyata,” papar Ade.

Ia meyakini, LDII yang menaungi banyak sekolah dan boarding school mampu menjadi percontohan sekolah-sekolah lain agar berwawasan lingkungan, “Saya menyambut baik kegiatan sosialisasi hari ini dan berharap kolaborasi ini terus dilanjutkan ke pembinaan sekolah sehingga terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas sekolah Adiwiyata,” harapnya.

Ia juga mengungkapkan pemulihan lingkungan hidup memiliki multiplier effect atau efek pengganda yang signifikan dalam menyelesaikan berbagai masalah. Seperti masalah lingkungan, bencana, ekonomi, dan kesehatan, “Pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus degradasi lahan. Dan sekaligus dapat meningkatkan mata pencarian, mengurangi kemiskinan, dan membangun kerentanan terhadap cuaca ekstrim dalam meningkatkan kesehatan,” lanjutnya.

Untuk itu, ia memandang Hari Peringatan Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni menjadi momentum untuk menggugah, menumbuhkan, serta meningkatkan kesadaran dan kepedulian publik tentang pemulihan dan pengelolaan lingkungan hidup secara optimal, “Untuk itu, perlu ditingkatkan ambisi dan investasi dalam upaya pemulihan lingkungan hidup memberikan momen atau terobosan besar bagi perbaikan lahan,” ucapnya.

DPP LDII menggelar “Sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah”. Acara tersebut dikemas dalam Rapat Koordinasi Bidang Litbang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (Lisdal). Foto: LINES.

Senada, Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PGLHK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sinta Saptarina menyebutkan ‘Triple Planetary Crisis’ atau ‘Tiga Krisis Planet’ yang mengacu pada tiga masalah utama, yang saling berkaitan yaitu perubahan iklim, hilangnya alam (keanekaragaman hayati), serta polusi dan limbah, “Dampaknya semua bisa kita rasakan. Bumi kita semakin panas. Bahkan 80 persen bencana di Indonesia disebabkan oleh perubahan iklim,” ungkap Sinta.

Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah telah mempertegas komitmen dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) dengan muatan pokok target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030 dengan kondisi business as usual (BAU), atau 41 persen dengan kondisi dukungan kerjasama teknis luar negeri.

Komitmen tersebut diimplementasikan melalui sejumlah peraturan, regulasi, dan gerakan yang menjadi aksi nyata untuk mewujudkan masyarakat peduli lingkungan. Salah satunya melalui “Gerakan Peduli Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah” sebagai upaya kolaboratif untuk membentuk sikap dan tindakan peduli terhadap lingkungan di satuan pendidikan.

“Sangat tepat sekali kita bermitra dengan LDII karena kami tidak bisa melangkah sendiri. Kami membutuhkan gerakan di sekolah, dan organisasi-orgaisasi,” lanjut Rini.

Menanggapi hal itu, Ketua Departemen Lisdal DPP LDII, Sri Wilarso Budi mengungkapkan rapat koordinasi bidang tersebut digelar untuk membangun jejaring komunikasi pengurus Litbang LDII agar mendorong sekolah binaan LDII menjadi sekolah berwawasan lingkungan, “Di daerah-daerah kita berusaha membagi tugas dengan DPW dan DPD untuk mewujudkan sekolah-sekolah di wilayahnya masing-masing,” ucap Wilarso yang juga Guru Besar IPB tersebut.

Untuk mewujudkan hal itu, ia mengungkapkan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan KLHK, untuk mempersiapkan sekolah yang akan dijadikan proyek percontohan program sekolah berwawasan lingkungan atau Adiwiyata di lingkungan LDII.

“Kami akan menerapkan pilot project sebagai sekolah percontohan di LDII terutama di sekolah yang berada di Jabodetabek yang menerapkan peduli lingkungan, bersama dengan pendamping KLHK,” pungkas Wilarso.

Dengan mengedepankan kerjasama dan saling mendukung memperkuat dari Lima Unsur Pembina Generus (LUPG) yakni Alim Ulama, Muballigh Muballighot, Para Pengurus, Pakar Pendidik dan Orangtua maka diharapkan semua program yang telah disusun oleh Penggerak Pembina Generus (PPG) lewat sebuah wadah Taman Pendidikan Islam (TPI) bisa berjalan seperti yang diharapkan, sehingga tujuan utama pembinaan generasi penerus bisa tercapai, yakni menjadi generasi yang Alim Faqih, Berakhlaqul Karimah dan Mandiri. Maka dengan ini kami PAC LDII Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo Kota Administrasi Jakarta Timur bersepakat untuk mendirikan sebuah Taman Pendidikan non formal bernama Taman Pendidikan Islam Al Manshurin (TPI Al Manshurin) sebagai perwujudan karya bakti kepada Agama, Bangsa dan Negara.

Comments

Taman Pendidikan Islam Al Manshurin 2016-2025 Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.