Skip to main content

LDII Perkuat Ketahanan Pangan, Jalin Kerjasama Strategis dengan BSI

 

Ketua DPP LDII, Ardito Bhinadi, menekankan pentingnya kerjasama antara LDII dan Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam memperkuat sektor ekonomi berbasis syariah. Foto: LINES.

TPI Al Manshurin - Semarang (29/1). DPP LDII mendukung ketahanan pangan nasional melalui program hilirisasi pangan. Upaya ini menjadi salah satu bagian dari delapan program pengabdian LDII untuk bangsa, dengan fokus pada pengelolaan pangan dari hulu hingga hilir guna memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

Di sela-sela Musyawarah Wilayah (Muswil) DPW LDII Jawa Tengah, panitia menggelar diskusi ringan di Saramoe Restaurant, pada Sabtu (26/1). Dalam diskusi tersebut Ketua DPP LDII, Ardito Bhinadi, menekankan pentingnya kerjasama antara LDII dan Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam memperkuat sektor ekonomi berbasis syariah.

“Hilirisasi pangan bukan sekadar produksi, tetapi juga mencakup pengolahan, distribusi, hingga peningkatan nilai tambah produk pangan. Ini adalah langkah konkret untuk menciptakan ekosistem pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Ardito menambahkan bahwa LDII melihat hilirisasi pangan sebagai peluang besar bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha berbasis syariah. “Kami ingin menciptakan sistem yang tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi juga mampu menyejahterakan petani, pelaku UMKM, serta masyarakat luas,” katanya.

Ardito menegaskan bahwa sinergi antara LDII dan BSI tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan, tetapi juga memperkuat pondasi ekonomi berbasis syariah yang inklusif dan berkelanjutan. “Kami ingin membangun sistem yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, khususnya dalam mewujudkan kemandirian ekonomi,” tambahnya.

Dengan langkah hilirisasi pangan, pengembangan usaha berbasis masjid, serta inovasi dalam teknologi keuangan pesantren, LDII bersama BSI optimistis dapat memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan dan ekonomi nasional, “Kerjasama ini menjadi bukti, sinergi antara organisasi keagamaan dan sektor keuangan syariah dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat luas,” tuturnya.

Perwakilan BSI Region Semarang, Toni Budi Kartono, menyampaikan kolaborasi ini juga mencakup pengembangan ekonomi umat melalui berbagai inisiatif, seperti Baitul Maal wa Tamwil (BMT) dan usaha berbasis masjid. “Kami berkomitmen untuk mendukung UMKM berbasis syariah dengan akses pendanaan yang lebih mudah serta pelatihan manajemen keuangan yang lebih baik,” kata Toni.

Selain sektor pangan, LDII dan BSI juga berinovasi dalam pengelolaan keuangan pesantren melalui implementasi smart card. Toni menjelaskan bahwa teknologi ini memungkinkan transaksi di pesantren menjadi lebih efisien dan transparan. “Smart card ini memudahkan santri dalam bertransaksi di lingkungan pesantren, sekaligus meningkatkan akuntabilitas keuangan lembaga pendidikan,” ujarnya.

Dengan mengedepankan kerjasama dan saling mendukung memperkuat dari Lima Unsur Pembina Generus (LUPG) yakni Alim Ulama, Muballigh Muballighot, Para Pengurus, Pakar Pendidik dan Orangtua maka diharapkan semua program yang telah disusun oleh Penggerak Pembina Generus (PPG) lewat sebuah wadah Taman Pendidikan Islam (TPI) bisa berjalan seperti yang diharapkan, sehingga tujuan utama pembinaan generasi penerus bisa tercapai, yakni menjadi generasi yang Alim Faqih, Berakhlaqul Karimah dan Mandiri. Maka dengan ini kami PAC LDII Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo Kota Administrasi Jakarta Timur bersepakat untuk mendirikan sebuah Taman Pendidikan non formal bernama Taman Pendidikan Islam Al Manshurin (TPI Al Manshurin) sebagai perwujudan karya bakti kepada Agama, Bangsa dan Negara.

Comments

Taman Pendidikan Islam Al Manshurin 2016-2025 Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.