Skip to main content

Dinkes Jatim Bersama BRIN Petakan Implementasi Pesantren Sehat di Ponpes Wali Barokah

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melaksanakan pemetaan program kesehatan di Ponpes Wali Barokah. Foto: LINES.

 

Kediri (21/12). Untuk memperkuat peran pondok pesantren dalam pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), melaksanakan pemetaan program kesehatan pondok pesantren melalui riset bertajuk Ponpes Sehat Berdaya. Kegiatan tersebut dipusatkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur pada Minggu (14/12).

Pemilihan Ponpes Wali Barokah Kediri didasarkan pada penilaian awal, pesantren ini memiliki tata kelola kesehatan yang relatif baik serta komitmen kuat dalam menerapkan lingkungan pesantren yang bersih dan sehat. Studi ini diharapkan mampu memberikan gambaran nyata mengenai praktik pengelolaan kesehatan pesantren, yang dapat dijadikan contoh dan direplikasi oleh pesantren lain di Jawa Timur.

Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Muhammad Yoto, menjelaskan pemetaan ini bertujuan memperdalam sekaligus memperkuat peran strategis pesantren dalam mendukung pembangunan kesehatan masyarakat. Menurutnya, langkah tersebut sejalan dengan Peraturan Daerah Jawa Timur, yang mengamanatkan pemerintah daerah untuk memfasilitasi pondok pesantren, termasuk dalam sektor kesehatan.

“Jawa Timur telah memiliki inovasi Kolaborasi Inisiasi Pesantren Sehat. Melalui riset ini, kami ingin mengembangkan peran pesantren agar tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga mitra dan penggerak pembangunan kesehatan bersama pemerintah dan masyarakat,” ujar Muhammad Yoto.

Sementara itu, Peneliti Ahli Utama dari BRIN, Agung Dwi Laksono, menjelaskan riset Ponpes Sehat Berdaya difokuskan pada pemetaan kondisi kesehatan pondok pesantren secara komprehensif di Jawa Timur. Aspek yang diobservasi meliputi sanitasi, kondisi bangunan, serta sarana dan prasarana lingkungan dan kesehatan pesantren.

“Kami memetakan pondok-pondok pesantren di Jawa Timur dengan mengobservasi sanitasi, bangunan, serta sarana prasarana lingkungan dan kesehatannya. Di Kediri sendiri sudah ada tiga pondok pesantren yang menjadi lokasi kajian, termasuk Ponpes Wali Barokah. Dari hasil awal, pondok-pondok ini tergolong baik,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pesantren tidak hanya memberi manfaat bagi kesehatan internal warganya, tetapi juga berdampak positif bagi masyarakat di sekitar. Oleh karena itu, pesantren diharapkan dapat menjadi mitra strategis sekaligus objek pembangunan kesehatan berbasis komunitas.

Dari sisi pengelola pesantren, Ketua Ponpes Wali Barokah Kediri, KH Sunarto, menyampaikan pihaknya menyambut baik kepercayaan yang diberikan Dinkes Jatim dan BRIN. Menurutnya, konsep pesantren sehat sejalan dengan nilai-nilai pendidikan karakter dan pembiasaan hidup bersih, yang selama ini diterapkan di lingkungan pesantren.

“Kami berkomitmen membangun pesantren yang tidak hanya unggul dalam pendidikan keagamaan, tetapi juga sehat secara lingkungan dan perilaku. Kesehatan merupakan bagian dari ikhtiar menjaga amanah santri, guru, dan seluruh warga pondok,” tutur KH Sunarto.

Ia berharap hasil riset ini dapat menjadi masukan konstruktif bagi pesantren dalam meningkatkan kualitas sarana kesehatan serta memperkuat budaya hidup bersih dan sehat. Selain itu, pesantren juga diharapkan mampu berkontribusi lebih luas bagi kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Dalam tahap awal riset Ponpes Sehat Berdaya, Dinkes Jatim dan BRIN mengambil sekitar lima pondok pesantren dengan karakteristik berbeda, mulai dari pesantren berskala kecil hingga besar. Selain Kediri, lokasi kajian juga mencakup wilayah Bondowoso dan Ponorogo. Hasil riset ini diharapkan terdokumentasi sebagai praktik baik (*best practice*) dan menjadi rujukan pengembangan pesantren sehat di Jawa Timur.

Dengan mengedepankan kerjasama dan saling mendukung memperkuat dari Lima Unsur Pembina Generus (LUPG) yakni Alim Ulama, Muballigh Muballighot, Para Pengurus, Pakar Pendidik dan Orangtua maka diharapkan semua program yang telah disusun oleh Penggerak Pembina Generus (PPG) lewat sebuah wadah Taman Pendidikan Islam (TPI) bisa berjalan seperti yang diharapkan, sehingga tujuan utama pembinaan generasi penerus bisa tercapai, yakni menjadi generasi yang Alim Faqih, Berakhlaqul Karimah dan Mandiri. Maka dengan ini kami PAC LDII Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo Kota Administrasi Jakarta Timur bersepakat untuk mendirikan sebuah Taman Pendidikan non formal bernama Taman Pendidikan Islam Al Manshurin (TPI Al Manshurin) sebagai perwujudan karya bakti kepada Agama, Bangsa dan Negara.

Comments

Taman Pendidikan Islam Al Manshurin 2016-2025 Designed by Open Themes & Nahuatl.mx.