Breaking News

Epidemiolog Ini Ajak Menilik Manfaat Puasa Terhadap Kesehatan Tubuh

“Pola puasa ini sebenarnya merupakan aktivitas yang dilakukan oleh semua penganut agama, kalau kita melihat sejarah dahulu manusia purba hanya makan sehari sekali paling banyak dua kali sehari. Sehingga tanpa kita sadari secara umum tubuh kita sudah didesain sedemikian rupa agar tidak kelebihan beban,” ungkap Dicky pada acara Talkshow Ramadan LDII pada Minggu (17/3). Foto: LINES


TPI Al Manshurin - Jakarta (21/3). Puasa tidak hanya sebatas kewajiban beribadah saja, namun perintah puasa secara medis dapat membantu mereka yang menjalani diet, penderita diabetes bahkan kanker. Tentu sesuai anjuran anjuran medis.

Menurut Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dicky Budiman, manfaat dari puasa tidak hanya dirasakan oleh umat Islam, namun semua kalangan.

“Pola puasa ini sebenarnya merupakan aktivitas yang dilakukan oleh semua penganut agama, kalau kita melihat sejarah dahulu manusia purba hanya makan sehari sekali paling banyak dua kali sehari. Sehingga tanpa kita sadari secara umum tubuh kita sudah didesain sedemikian rupa agar tidak kelebihan beban,” ungkap Dicky pada acara Talkshow Ramadan LDII pada Minggu (17/3).

Menurut Dicky juga manfaat dari puasa membuat banyak kalangan melaksanakan puasa dengan sengaja, khususnya untuk menjaga kesehatan.

“Sepuluh tahun terakhir penelitian tentang manfaat puasa itu meningkat, dari hasil riset berpuasa dapat menurunkan lemak darah, menjaga berat badan tetap normal, sehingga hal ini juga semakin membuat penasaran para peneliti,” ujar epidemiolog, dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia itu.

Rasa penasaran terhadap manfaat berpuasa, membuat para peneliti menggunakan beragam metode untuk mengetahui prinsip kerja dari puasa, “Salah satunya dengan metode intermittent fasting. Hasil penelitian tersebut ternyata memberikan dampak baik pada kesehatan tubuh, misal badan menjadi bugar. Bahkan berpuasa juga dapat mencegah dan mengurangi Alzheimer,” kata Dicky.

Lebih lanjut, Dicky menjelaskan selama berpuasa ada proses yang berperan penting dalam tubuh yaitu autofagi. Selama berpuasa sel-sel tubuh akan mengalami regenerasi serta perbaikan sel seperti pembuluh darah atau otot di jantung dan termasuk organ-organ lain yang akhirnya akan menjadi sel baru kembali.

“Proses ini disebut proses autofagi yaitu mekanisme tubuh mendetoks racun atau memperbaiki sel yang rusak. Dan ini terjadi sangat cepat jika dalam keadaan puasa. Sehingga dengan autofagi akan membuat kita lebih fokus dalam beraktivitas,” ungkapnya.

Seseorang yang berpuasa secara alami akan mengalami autofagi, “Biasanya autofagi terjadi mulai hari kedua sampai keempat puasa. Adapun ciri-ciri seseorang yang mengalami autofagi salah satunya saat berpuasa di hari-hari selanjutnya tidak akan merasa lapar,” kata dr. Dicky.

Ia juga menegaskan tubuh membutuhkan waktu untuk memproses semua asupan yang masuk. “Butuh 6 sampai 8 jam untuk tubuh mencerna, sehingga ketika sedang berpuasa menjadi peluang kesempatan untuk semua organ tubuh membersihkan sel-selnya dari penyebab penyakit yang berbahaya,” imbuh dr. Dicky.

Ia juga menjelaskan, berpuasa mampu memberikan ketenangan serta kebahagiaan terhadap tubuh secara psikis. Orang yang mengalami stress berlebihan saat berpuasa akan merasa tenang. Sebab salah satu yang dirangsang oleh otak saat berpuasa adalah hormon-hormon menenangkan seperti hormon endorfin, yang merupakan hormon kebahagiaan “Dan secara riset hormon tersebut akan semakin meningkat saat seseorang sedang berpuasa,” katanya.

Dicky juga memberikan tips untuk para orangtua agar menjaga nutrisi seorang anak dalam berpuasa. Serta mengajarkan perilaku makan yang sehat, sehingga dapat mencegah penyakit berbahaya saat dewasa nanti.

“Dalam masa pertumbuhan seorang anak memerlukan gizi yang seimbang, saat berbuka puasa biarkan anak makan apa saja tetapi harus dikontrol hindari gula dan garam yang biasanya dijumpai pada makanan instan atau fast food. Lalu kontrol porsi makanannya, serta hindari minuman yang berwarna,” tambah dr. Dicky.

Ia menjelaskan kembali makanan yang masuk ke dalam tubuh harus sesuai dengan yang dikeluarkan atau aktivitasnya. Ia juga menyarankan selama puasa agar tetap menjaga keseimbangan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.

“Islam mengajarkan kita makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Saat sahur dan berbuka juga harus melakukan hal yang demikian, nutrisi yang dibutuhkan seperti karbohidrat kompleks atau saat berbuka dengan yang manis-manis,” tuturnya.

Dicky menyarankan komsumsi makanan yang manis, upayakan yang alami seperti kurma, serta prinsip mengurangi takaran garam dan gula saat Ramadan diterapkan. Sehingga tidak terjadi hal yang buruk semisal obesitas dan lain sebagainya,” pesan Dicky. (Eva/Wicak)

No comments