Official Utube LDII

TOPIK UTAMA

BRIN: Jamu dan Obat Herbal Upaya Preventif dan Promotif Cegah Stunting

Kepala Pusat Riset Bahan Baku Obat dan obat tradisional dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agung Eru Wibowo memaparkan pentingnya sumber daya genetik tanaman herbal untuk kesehatan masyarakat. Foto: LINES.

TPI Al Manshurin / Jakarta (24/9). Kepala Pusat Riset Bahan Baku Obat dan obat tradisional dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Agung Eru Wibowo memaparkan pentingnya sumber daya genetik tanaman herbal untuk kesehatan masyarakat. Ia menyampaikan hal itu dalam webinar yang dihelat DPP LDII pada Sabtu (24/9).

Dalam acara bertajuk ‘Kedaulatan Pangan dan Gizi Guna Mewujudkan Generasi Penerus Bebas Stunting Menuju Indonesia Emas 2045’, Agung mengungkan upaya preventif dan promotif terus diupayakan pemerintah dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat, hingga ke tingkat Posyandu.

Ia mengatakan pula, masyarakat juga terus didorong untuk mengubah paradigma sehat, yakni masyarakat menyadari menjaga kesehatan itu lebih penting daripada mengobati. Sebab menurut Agung, pola hidup sehat adalah dasar yang paling penting dalam transformasi kesehatan.

“Transformasi tersebut meliputi pembiayaan, SDM kesehatan dan tidak kalah penting teknologi kesehatan, karena perkembangan teknologi sangat cepat, begitu pula di kesehatan,” kata Agung.

Indonesia memiliki ratusan industri farmasi, di mana empat terdapat di BUMN, 178 swasta, dan 24 perusahaan multinasional. Akan tetapi dalam pemenuhan obat-obatan hingga alat kesehatan di dalam negeri, hingga saat ini Indonesia masih tergantung impor. Padahal untuk bahan baku, negeri ini memiliki kekayaan alam yang melimpah.

Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya untuk memenuhi bahan baku obat-obatan agar Indonesia tidak lagi tergantung impor, termasuk dengan melakukan riset obat dan tanaman potensial.

Kepala Pusat Obat BRIN Itu mengatakan dari riset tersebut ditemukan lebih dari 15.773 informasi ramuan dan 19.734 tumbuhan di tahun 2012, kembali ditemukan 10.047 informasi ramuan dan 19.871 tumbuhan obat di tahun 2015, serta 6.193 informasi ramuan 11.218 tumbuhan obat di tahun 2017.

“Jadi telah dilakukan survei nasional di 3 tahun, tahun 2013, 2015, dan 2017, apa yang disebut riset tumbuhan obat dan jamu atau Ristoja, adalah untuk mendata potensi-potensi tanaman obat yang ada di seluruh nusantara. Ini tentu belum semuanya ter-cover, tapi bisa didata dari 3 kali survei ini.

Agung mengatakan BRIN memiliki tugas utama untuk melakukan riset dan inovasi untuk jamu, termasuk terkait obat herbal. Kaitannya dengan sosialisasi jamu, BRIN melakukan komunikasi dan sinergi dengan kementerian/lembaga terkait untuk promosi. Namun, ia mengakui perlu meningkatkan koordinasi yang intensif dan penajaman pada tataran program, untuk menjadikan produk jamu populer di kalangan anak muda.

“BRIN berkolaborasi dengan BPOM, kementerian kesehatan, juga asosiasi gabungan pengusaha jamu, Dewan Jamu Indonesia, dewan rempah, kelompok-kelompok profesi, riset tanaman obat. Itu sudah terbangun cukup lama dan berjalan,” kata Agung.

“Sosialisasi sudah berjalan dan dukungan pemerintah makin kuat. UU kesehatan yang lama, yang baru dan terbaru juga sudah dimasukan dalam kerangka komitmen negara. Perpres juga ada penguatan untuk sosialisasi,” lanjutnya.

Agung mengatakan konsep jamu dan obat herbal filosofinya lebih kepada upaya preventif dan promotif, kemudian dikembangkan untuk menjadi produk modern dan menjadi kuratif. Sementara itu dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting, perlu dilakukan upaya sejak awal pembentukan manusia. Mulai dari pemenuhan gizi dan nutrisi ibu sebelum hamil, hingga pemenuhan gizi dan nutrisi anak yang dilahirkan.

“Dalam jamu juga sebetulnya ada unsur-unsur yang menjaga kebugaran, baik pada orang dewasa, termasuk anak-anak,” ujarnya.

“Saya termasuk generasi yang mendapatkan jamu pada masa anak-anak dengan cara dicekoki. Jadi kalau tidak mau makan dikasih jamu, sehingga nafsu makannya bertambah,” tutur Agung.

Ia berpendapat, secara tidak langsung gizi itu bisa dipenuhi dengan cara menambahkan obat herbal-herbal untuk menambah nafsu makan.

No comments